FAKTA-FAKTA TENTANG IMAM BUKHORI R.A. (2)

 


GURU IMAM BUKHORI BERJUMLAH 1.080 GURU AHLI HADITS

Pengembaraannya ke berbagai negeri telah mempertemukan Imam Bukhari dengan guru-guru yang berbobot dan dapat dipercaya, yang mencapai jumlah sangat banyak. Diceritakan, bahwa Imam Bukhari menyatakan: "Aku menulis hadits yang diterima dari 1.080 orang guru, yang semuanya adalah ahli hadits dan berpendirian bahwa iman adalah ucapan dan perbuatan." Di antara guru-guru besar itu adalah:

1. Ali ibn Al-Madini

2. Ahmad bin Hambal

3. Yahya ibn Ma'in

4. Muhammad bin Yusuf Al-Faryabi

5. Maki bin Ibrahim Al-Bakhi

6. Muhammad bin Yusuf Al-Baykandi

7. Ibnu Rahawaih

Guru-guru yang haditsnya diriwayatkan dalam kitab Sahih-nya sebanyak 289 orang guru. Karena kemasyhurannya sebagai seorang alim yang super jenius, sangat banyak muridnya yang belajar dan mendengar hadits-nya langsung dari beliau. Tak dapat dihitung dengan pasti berapa jumlah orang yang meriwayatkan hadits dari Imam Bukhari, sehingga ada yang berpendapat bahwa kitab Sahih Bukhari didengar secara langsung dari beliau oleh sembilan puluh ribu (90.000) orạng. Di antara sekian banyak muridnya yang paling menonjol adalah:

1. Muslim bin Al-Hajjaj

2. Tirmizi

3. Nasa'i

4. Ibnu Khuzaimah

5. Ibnu Abu Dawud

6. Muhammad bin Yusuf Al-Firabri

7. Ibrahim bin Ma'qil Al-Nasafi

8. Hammad bin Syakr Al-Nasawi

9. Mansur bin Muhammad Al-Bazdawi

 Empat orang yang terakhir ini merupakan yang paling masyhur sebagai perawi kitab Sahih Bukhari.



HAFAL DI LUAR KEPALA 300 RIBU HADITS

Dalam bidang kekuatan hafalan, ketajaman pikiran dan pengetahuan para perawi hadits, juga dalam bidang 'ilat-'ilat hadits, Imam Bukhari merupakan salah satu tanda kekuasaan (ayat) dan kebesaran Allah di muka bumi ini. Allah telah mempercayakan kepada Imam Bukhari dan para pemuka serta penghimpun hadits lainnya, untuk menghafal dan menjaga sunah-sunah Nabi kita Muhammad SAW. Diriwayatkan, bahwa Imam Bukhari berkata: "Saya hafal hadits di luar kepala sebanyak 100.000 buah hadits sahih, dan 200.000 hadits yang tidak sahih."



DIUJI  KEJENIUSANNYA

Mengenai kejeniusan Imam Bukhari dapat dibuktikan pada kisah berikut. Ketika ia tiba di Baghdad, ahli-ahli hadits di sana berkumpul untuk menguji kemampuan dan kepintarannya. Mereka mengambil 100 buah hadits, lalu mereka saling menukarkan sanad dan matannya (diputar balikan), matan hadits ini diberi sanad hadits lain dan sanad hadits lain untuk matan hadits yang lain pula. 10 orang ulama tampil dan masing-masing mengajukan pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan tentang hadits yang telah diputarbalikkan tersebut. 

Orang pertama tampil dengan mengajukan sepuluh buah hadits kepada Bukhari, dan setiap orang itu selesai menyebutkan sebuah hadits, Imam Bukhari menjawab dengan tegas: "Saya tidak tahu hadits yang Anda sebutkan ini."  la tetap memberikan jawaban serupa sampai kepada penanya yang ke sepuluh, yang masing-masing mengajukan sepuluh pertanyaan. Di antara hadirin yang tidak mengerti, : memastikan bahwa Imam Bukhari tidak akan mungkin mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan itu, sedangkan para ulama berkata satu kepada yang lainnya: "Orang ini mengetahui apa yang sebenarnya." 

Setelah 10 orang semuanya selesai mengajukan semua pertanyaannya yang jumlahnya 10 pertanyaan tadi, kemudian Imam Bukhari melihat kepada penanya yang pertama dan berkata: "Hadits pertama yang anda kemukakan isnadnya yang benar adalah begini; hadits kedua isnadnya yang benar adalah begini." Begitulah Imam Bukhari menjawab semua pertanyaan satu demi satu hingga selesai menyebutkan sepuluh hadits. Kemudian ia menoleh kepada penanya yang kedua, sampai menjawab dengan selesai kemudian menoleh kepada penanya yang ketiga sampai menjawab semua pertanyaan dengan selesai sampai pada penanya yang ke sepuluh sampai selesai. Imam Bukhari menyebutkan satu persatu hadits-hadits yang sebenarnya dengan cermat dan tidak ada satu pun dan sedikit pun yang salah dengan jawaban yang urut sesuai dengan sepuluh orang tadi mengeluarkan urutan pertanyaanya. 

Maka para ulama Baghdad tidak dapat berbuat lain, selain menyatakan kekagumannya kepada Imam Bukhari akan kekuatan daya hafal dan kecemerlangan pikirannya, serta mengakuinya sebagai "Imam" dalam bidang hadits. Sebagian hadirin memberikan komentar terhadap "uji coba kemampuan" yang menegangkan ini, ia berkata: "Yang mengagumkan, bukanlah karena Bukhari mampu memberikan jawaban secara benar, tetapi yang benar-benar sangat mengagumkan ialah kemampuannya dalam menyebutkan semua hadits yang sudah diputarbalikkan itu secara berurutan persis seperti urutan yang dikemukakan oleh 10 orang penguji, padahal ia hanya mendengar pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu hanya satu kali." Jadi, banyak pemirsa yang heran dengan kemampuan Imam Bukhari mengemukakan 100 buah hadits secara berurutan seperti urutannya si penanya mengeluarkan pertanyaannya, padahal beliau hanya mendengarnya satu kali, ditambah lagi beliau membetulkan rawi-rawi yang telah diputarbalikkan, ini sungguh luar biasa.



BELIAU HAFAL SEJARAH PERAWINYA

Imam Bukhari pernah berkata: "Saya tidak pernah meriwayatkan sebuah hadits pun juga yang diterima dari para sahabat dan tabi'in, melainkan saya mengetahui tarikh kelahiran sebagian besar mereka, hari wafat dan tempat tinggalnya. Demikian juga saya tidak meriwayatkan hadits sahabat dan tabi'in, yakni hadits-hadits mauquf, kecuali ada dasarnya yang kuketahui dari Kitabullah dan Sunah Rasulullah SAW." Dengan kedudukannya dalam ilmu dan kekuatan hafalan, Imam Bukhari sebagaimana telah disebutkan, wajarlah jika semua guru, kawan dan generasi sesudahnya memberikan pujian kepadanya. Seorang bertanya kepada Qutaibah bin Sa'id tentang Imam Bukhari, ketika menyatakan: "Wahai para penanya, saya sudah banyak mempelajari hadits dan pendapat, juga sudah sering duduk bersama dengan para ahli fiqh, ahli ibadah dan para ahli zuhud; namun saya belum pernah menjumpai orang begitu cerdas dan pandai seperti Muhammad bin Isma'il Al-Bukhari."




TIADA ORANG YANG MELEBIHI KEHEBATAN IMAM BUKHORI

Imam Al-A'immah (pemimpin para imam) Abu Bakar bin Khuzaimah telah memberikan kesaksian terhadap Imam Bukhari dengan mengatakan: "Di kolong langit ini tidak ada orang yang mengetahui hadits, yang melebihi Muhammad bin Isma'il." Demikian pula semua temannya memberikan pujian. Abu Hatim Ar-Razi berkata: "Khurasan belum pernah melahirkan seorang putra yang hafal hadits melebihi Muhammad bin Isma'il juga belum pernah ada orang yang pergi dari kota tersebut menuju Irak yang melebihi kealimannya." Al-Hakim menceritakan, dengan sanad lengkap. Bahwa Muslim (pengarang kitab Sahih), datang kepada Imam Bukhari, lalu mencium antara kedua matanya dan berkata: "Biarkan saya mencium kaki tuan, wahai maha guru, pemimpin para ahli hadits dan dokter ahli penyakit ('ilat) hadits." Mengenai sanjungan yang diberikan ulama generasi sesudahnya, cukup terwakili oleh perkataan Al-Hafiz bin Hajar yang menyatakan: "Andaikan pintu pujian dan sanjungan kepada Bukhari masih terbuka bagi generasi sesudahnya, tentu habislah semua kertas dan napas. Ia bagaikan laut tak bertepi"

PERAWAKAN DAN AKHLAK IMAM BUKHARI

Imam Bukhari adalah seorang yang berbadan kurus, berperawakan sedang, tidak terlalu tinggi juga tidak pendek; kulitnya agak kecoklatan dan sedikit sekali makan. la sangat pemalu namun ramah, dermawan, menjauhi kesenangan dunia dan cinta akhirat. Banyak hartanya yang disedekahkan baik secara sembunyi maupun terang-terangan, lebih-lebih untuk kepentingan pendidikan dan para pelajar. Kepada para pelajar, ia memberikan bantuan dana yang cukup besar. Diceritakan ia pernah berkata: "Setiap bulan, saya berpenghasilan 500 dirham, semuanya dibelanjakan untuk kepentingan pendidikan. Sebab, apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal."



IMAM BUKHARI ADALAH SOSOK YANG SANGAT HATI-HATI

Imam Bukhari sangat lembut dan sopan dalam berbicara, beliau mencari kebenaran yang hakiki di saat mengkritik para perawi. Terhadap perawi yang sudah jelas-jelas diketahui kebohongannya, ia cukup berkata: "Perlu dipertimbangkan, para ulama meninggalkannya atau para ulama berdiam diri tentangnya." Perkataan yang tegas tentang para perawi yang tercela ialah: "Haditsnya diingkari."



HADITS YANG DIRAGUKAN DAN YANG DITINGGALKAN SEBANYAK 10.000 HADITS

Meskipun ia sangat sopan dalam mengkritik para perawi, namun ia banyak meninggalkan hadits yang diriwayatkan seseorang hanya karena orang itu diragukan. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa ia berkata: "Saya meninggalkan 10.000 hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang perlu dipertimbangkan, dan meninggalkan pula jumlah yang sama atau lebih, yang diriwayatkan perawi yang dalam pandanganku, perlu dipertimbangkan."



IMAM BUKHARI JUGA AHLI FIQIH

Selain dikenal sebagai ahli hadits, Imam Bukhari juga merupakan seorang ahli fiqh. Beberapa referensi menyebutkan, bahwa beliau mengikuti madzhab Syafi'i. Di antara guru beliau dalam fiqih madzhab Syafi'i adalah Imam Al Humaidi, sahabat Imam Syafi'i Ra. Beliau juga belajar fiqih dan hadits kepada Za'farani dan Abu Tsur dan Al Karabisi, ketiganya adalah murid Imam Syafi'i Ra. Demikian diterangkan oleh Imam Abu 'Ashim Al Abbadi dalam kitab "Thabaqat"-nya.  Beliau tidak banyak membicarakan soal fiqih, tetapi hampir semua pekerjaan beliau berkisar kepada hadits-hadits dan tidak mengambil hukum dari hadits-hadits itu. Di dalam kitab "Faidhul Qadir" syarah Jamius Shagir pada juz I halaman 24 diterangkan bahwa Imam Bukhari mengambil fiqih dari Al Humaidi dan sahabat Imam Syafi'i yang lain. Imam Bukha'ri tidak mengambil hadits dari Iman Syafi'i Ra, karena beliau meninggal dalam usia muda tapi Imam Bukhari belajar dan mengambil hadits dari murid-murid Imam Syafi'i Ra.



IMAM BUKHARI JUGA AHLI MEMANAH

Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang alim, ia juga tidak melupakan kegiatan lain yang dianggap penting untuk menegakkan Diinul Islam.  Imam Bukhari sering belajar memanah sampai mahir, sehingga dikatakan bahwa sepanjang hidupnya, ia tidak pernah luput dalam hal memanah kecuali hanya dua kali. Keadaan itu timbul sebagai pengamalan sunah Rasul yang mendorong dan menganjurkan kaum muslimin belajar menggunakan anak panah dan alat-alat perang lainnya. Tujuannya adalah untuk memerangi musuh-musuh Islam dan mempertahankan Islam dari kejahatan mereka.



KARYA-KARYA IMAM BUKHARI

Diantara hasil karya Imam Bukhari adalah sebagai berikut:

1. Al-Jami' As-Sahih Sahih Bukhari

2. Al-Adab Al-Mufrad

3. At-Tarikh As-Sagir

4. At Tarikh Awsat

5. At-Tarikh Al Kabir

6. At-Tafsir Al-Kabir

7. Al-Musnad Al-Kabir

8. Kitab Al-Tal

9. Raful-Yadain fis-Salah

10. Birril-Walidain

11. Kitab Al-Asyribah

12. Al-Qira'ah Khalf Al-Imam

13. Kitab Ad-Du'afa

14. Asami As-Sahabah

15. Kitab Al-Kuna



SEKILAS TENTANG KITAB AL-JAMI' AS-SAHIH (SAHIH BUKHARI)

Diceritakan, Imam Bukhari berkata: "Aku bermimpi melihat Rasulullah SAW seolah-olah aku berdiri di hadapannyaa, sambil memegang kipas yang kupergunakan untuk menjaganya. Kemudian aku tanyakan mimpi itu kepada sebagian ahli ta'bir, ia menjelaskan bahwa aku akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan dan hadis Rasulullah SAW. Mimpi inilah antara lain yang mendorongku untuk melahirkan kitab AlJami' as-Sahih."



MENGGUNAKAN KAIDAH-KAIDAH ILMIAH DAN SAH

Dalam menghimpun hadits-hadits sahih dalam kitabnya, Imam Bukhari menggunakan kaidah-kaidah penelitian secara ilmiah dan sah yang menyebabkan kesahihan hadits-haditsnya dapat dipertanggung jawabkan. Beliau telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meneliti dan menyelidiki keadaan para perawi serta memperoleh secara pasti kesahihan hadits-hadits yang diriwayatkannya. Beliau senantiasa membanding-bandingkan hadits-hadits yang diriwayatkan satu dengan yang lain menyaringnya dan memilih hadits mana yang menurutnya paling sahih. Sehingga kitabnya merupakan batu uji dan penyaring bagi hadits-hadits tersebut. Hal ini tercermin dari perkataannya: "Aku susun kitab Al-Jami' ini yang dipilih dari 600.000 hadits selama 16 tahun."



SETIAP MENULIS SATU HADITS BELIAU SELALU SHOLAT ISTIKHOROH

Dan beliau juga sangat hati-hati, hal ini dapat dilihat dari pengakuan salah seorang muridnya bernama Al-Firbari menjelaskan bahwa ia mendengar Muhammad bin Isma'il Al-Bukhari berkata: "Aku susun kitab Al-Jami' As-Sahih ini di Masjidil Haram, dan tidaklah aku memasukkan ke dalamnya sebuah hadits pun kecuali sesudah aku memohonkan istikharoh kepada Allah dengan melakukan salat dua rakaat dan sesudah aku meyakini betul bahwa hadits itu benar-benar sahih." Maksud pernyataan itu ialah bahwa Imam Bukhari mulai menyusun bab-babnya dan dasar-dasarnya di Masjidil Haram secara sistematis, kemudian menulis pendahuluan dan pokok-pokok bahasannya di Raudloh tempat di antara makam Nabi SAW. dan mimbar.

 Setelah itu ia mengumpulkan hadits-hadits dan menempatkannya pada bab-bab yang sesuai. Pekerjaan ini dilakukan di Mekah Madinah dengan tekun dan cermat, menyusunnya selama 16 tahun Dengan usaha seperti itu, maka lengkaplah bagi kitab tersebut segala faktor yang menyebabkannya mencapai kebenaran yang nilainya tidak terdapat pada kitab lain. Karenanya tidak mengherankan bila kitab itu mempunyai kedudukan tinggi dalam hati para ulama. 

Maka sungguh tepatlah ia mendapat predikat sebagai "Buku Hadits Nabi yang Paling Sahih." Diriwayatkan bahwa Imam Bukhari berkata: "Tidaklah kumasukkan ke dalam kitab Al-Jami' As-Sahih ini kecuali hadits-hadits yang sahih dan kutinggalkan banyak hadits sahih karena khawatir membosankan." cermat Kesimpulan yang diperoleh para ulama setelah mengadakan penelitian secara langsung terhadap kitabnya menyatakan bahwa Imam Bukhari dalam kitab Sahih-nya selalu berpegang teguh pada tingkat kesahihan yang paling tinggi dan tidak turun dari tingkat tersebut kecuali dalam beberapa hadits yang bukan merupakan materi pokok dari sebuah bab seperti hadits mutabi dan hadits syahid dan hadits-hadits yang diriwayatkan dari sahabat dan tabi'in



JUMLAH HADITS KITAB AL-JAMI'AS-SAHIH 

Al-'Allamah Ibnus-salah dalam Muqaddimahya menyebutkan, bahwa jumlah hadits Sahih Bukhari sebanyak 7.275 buah hadits termasuk hadits-hadits yang disebutnya berulang atau sebanyak 4.000 hadits tanpa pengulangan. Perhitungan ini diikuti oleh Al-Allamah Syaikh Muhyiddin An-Nawawi dalam kitabnya At-Taqrib. Selain pendapat tersebut di atas, Ibn Hajar di dalam muqaddimah Fathul-Bari, kitab syarah Sahih Bukhari menyebutkan, bahwa semua hadits sahih mawsil yang termuat dalam Sahih Bukhari tanpa hadits yang disebutnya berulang sebanyak 2,602 buah hadits. Sedangkan matan hadits yang mu'alaq namun marfu' yakni hadits sahih namun tidak diwasalkan (tidak disebutkan sanadnya secara sambung-menyambung) pada tempat lain sebanyak 159 hadits. Semua hadits Sahih Bukhari termasuk hadits yang disebutkan berulang-ulang sebanyak 7.397 buah. Yang mu'alaq sejumlah 1.341 buah, dan yang mutabi' sebanyak 344 buah hadits. Jadi berdasarkan perhitungan ini dan termasuk yang berulang-ulang jumlah seluruhnya sebanyak 9.002 buah hadits, Jumlah ini di luar hadits yang mauquf kepada sahabat dan (perkataan) yang diriwayatkan dari tabi'in dan ulama-ulama sesudahnya. Waalahu alam bi as-shawwab ...

Sumber refrensi tulisan kitab At-Tahdir, tokoh-tokoh Ahlussunnah Waljamaah.

Posting Komentar

0 Komentar