Malas yang berkedok Writer's Block

 


Pekan lalu, kita membahas tentang sebuah hal penting yang wajib dilakukan oleh seorang penulis, maka kali ini biarkan kami mengulas sedikit tentang perbedaan antara Malas menulis dan Writer's Block. Tentu saja hal ini penting sekali untuk dikaji lebih lanjut, terutama kalian semua yang memiliki naskah novel menggantung dan perlu untuk segera dirampungkan. Yuk, simak artikel yang kami sajikan di bawah ini!



Malas merupakan sebuah hal paling menyebalkan di muka bumi ini. Sifat malas ini tentu terkadang membuat kita tidak bisa bergerak untuk melakukan suatu hal. Karena apa? Karena sejatinya sifat malas itu hanya sugesti dari diri kita sendiri, dia ada karena kita yang meng-ada-kannya, tapi beberapa orang beranggapan bahwa kemalasan memang datang dengan sendirinya tanpa keinginan mereka. Bahkan, banyak orang tidak dapat mengusir kemalasan tersebut dan berakhir pada hal-hal tidak berguna dan sia-sia. 



Nah, sifat malas ini juga dialami oleh para penulis, utamanya para penulis dengan projek merampungkan naskah dengan segera. Sifat malas ini secara tidak disadari hadir pada diri seseorang, penyebabnya banyak, mulai dari situasi yang sedang tidak mendukung, hingga sugesti dari diri kita sendiri. Rasa malas seolah menjadi momok menakutkan bagi semua penulis karena hal ini bisa membuat mereka kehilangan banyak paragraf yang seharusnya mereka garap. 



Di dunia penulisan, dikenal dengan adanya Writer's Block atau mentoknya ide menulis dari otak kita. Nah, Writer's Block ini sebenarnya bermula dari sifat malas yang muncul di diri seorang penulis, kemudian menutup pemikiran dan ide kita untuk mengalir dan dituangkan. Mayoritas penulis, mempercayai adanya siklus Writer's Block dalam dunia mereka. Padahal sebenarnya, jika kita mau bergerak untuk mencari ide dan inspirasi lantas menuangkan mereka ke dalam tulisan kita, saya yakin seribu persen, tidak akan ada yang namanya Writer's Block. 



Kenapa mayoritas penulis ini percaya dengan siklus bernama Writer's Block? Ya karena mereka malas! Mereka enggan bergerak mencari ide untuk tulisan mereka. Mereka hanya terpaku pada apa yang tengah terhenti dari bagian tulisan mereka. Di situlah Writer's Block berasal. Setelah tulisan mereka mentok, mereka meninggalkan tulisan itu dengan menekuni kegiatan lain, atau bahkan berselingkuh dengan naskah lain. Berkaratanlah si tulisan ini karena ditinggal oleh penulisnya. Tentu saja hal ini tidak akan pernah diinginkan oleh semua penulis. Tapi itu fenomenanya! Mereka berselingkuh dengan naskah baru dan membiarkan naskah lama mengambang di udara, tidak digarap dan diselesaikan. 



Malas berkedok Writer's Block ini sangat sangat berbahaya bagi dunia literasi, khususnya bagi penulis itu sendiri. Mereka dengan santainya menganggap diri mereka tengah terkena siklus Writer's Block padahal sejatinya mereka hanya malas bergerak. Writer's block yang digunakan untuk menutup-nutupi kemalasan, berbeda dengan memang benar-benar stuck atau mentok dengan sebuah adegan. Sebenarnya hampir mirip sih, sebelas dua belas. 



Tapi, yang membedakan antara malas menulis dengan benar-benar terkena virus Writer's block adalah masalah yang dihadapi si penulis tersebut. Penulis yang terkena siklus Writer's Block, disebabkan karena kurangnya survey dan penelitian terhadap tulisan mereka, kurangnya sumber informasi yang mereka dapat juga biasanya akan menyebabkan adanya siklus ini. Berbeda dengan penulis malas, penulis yang malas tidak benar-benar sedang terpentok pada sebuah adegan misalnya, atau sebuah bab. Mereka hanya sedang tidak mau menulis, titik.



Maka, jangan gunakan Writer's Block untuk menutupi kemalasan dalam diri kamu, ya, sobat! Ide menulis tidak akan pernah habis. Ide tidak akan sekonyong-konyong menclok dalam otak kita, dia perlu dipancing, dicari dan bahkan ditangkap agar mau datang dan menghampiri otak kita. Karena jika tidak dilakukan usaha tersebut, maka tidak akan ada yang namanya ide, dan tentunya ketidak-adaan ide tersebut membuat kita tidak bisa melanjutkan naskah tulisan yang kita miliki. Tetap semangat dan jangan berpangku tangan! Gunakan pemikiran kamu untuk menggali pengalaman yang seluas-luasnya! Salam untuk seluruh sobat cahenom dari segala penjuru dunia! Salam literasi!

Oleh : Soleha Luluk Budi  Astuti 

Posting Komentar

0 Komentar