Motivasi dan Nutrisi Ruhani: Menjadi Pribadi yang Terhindar dari Amarah

 


Orang yang mampu menguasai hati dan jiwa mereka ketika marah adalah orang yang kuat, orang yang kuat adalah orang yang tetap berlaku bijak walau dalam keadan marah. Kemarahan dalam diri biasanya dapat menghalangi anda dalam berbuat baik, karena di setiap kemarahan pasti ada kebencian. Di dalam kemarahan juga ada dendam, dendam inilah yang juga menghalangi anda untuk berbuat adil. Maka janganlah kemarahan itu menghalangi diri anda, dalam keadaan marah anda harus tetap baik, adil dan bijak.



Memberi pada orang yang disayang, dikasihi dan dicintai itu adalah hal biasa, tetapi memberi pada orang yang anda marahi atau anda benci itu sangatlah luar biasa, bahkan tidak semua orang bisa melakukan tindakan sebijak itu. Begitu juga dengan Dermawan pada orang yang suka memberi suatu hal pada anda, itu biasa, jika hanya demikian semua orang pasti bisa dan suka  melakukan itu. Tetapi dermawan pada orang yang pelit pada diri anda itu baru luar biasa dan juga tidak semua orang mampu dan mau melakukannya.



Sayangi istri atau suami anda dalam keadaan atau situasi yang menyenangkan maupun menjengkelkan. Sayangi anak-anak dan sanak keluarga dalam keadaan membahagiakan maupun dalam situasi yang menyusahkan. Sayangi pula karyawan, pembantu, orang dekat atau  siapapun itu dalam keadaan suka maupun duka.  Mengapa demikian? Karena rasa amarah yang anda lampiaskan pada mereka itu bisa menghancurkan suatu rasa sayang bahkan suatu kebaikan yang telah anda buat. 



Berikut cerita yang perlu anda renungkan, agar menjadi orang yang lebih baik. Pada suatu hari, Khalifah Abu Bakar menangkap seorang pemuda yang mabuk akibat minum arak. Kemudian Khalifah Abu Bakar memberi hukuman  agar pemuda itu dicambuk sebanyak tujuh kali, sesuai aturan pemerintah yang berlaku pada saat itu. Baru dicambuk lima kali, pemuda yang mabuk tadi justru meludahi wajah sang Khalifah. Khalifah pun marah dan memerintahkan pemuda itu agar dilepaskan. Khalifah takut dan tidak mau menghukum pemabuk yang meludahinya itu karena dia takut hukuman yang ia timpakan pada si pemuda itu berdasar karena kemarahan dan bukan karena Allah SWT semata.



Kemarahan dalam diri kita merupakan pekerjaan setan, maka jangan ikuti apa yang ia bisikkan. Setan akan menyesatkan, menyengsarakan bahkan membuat hidup anda menjadi menderita. Ketika anda sedang marah, jangan berbuat apapun. Kalau bicara pasti menyakitkan, kalau bertindak pasti akan melukai, dan jikalau memustukan pasti tidak adil.  Redakanlah marah anda terlebih dahulu dengan ingat kepada Allah melalui istighfar ataupun melakukan Wudhu sampai kemarahan itu mereda. 



Bila anda dikuasai rasa marah maka jangan sekali-kali mengikuti kemarahan itu. Tapi kendalikan marah itu, tahan sebentar dan alihkan pada kegiatan lain, maka anda akan mendapati ketenangan dan tidak jadi marah. Berwudhulah dan jika perlu mandilah jika marah menyelimuti diri anda. Kemudian cek apa yang anda rasakan. Pastinya anda akan menjadi tenang. Wallahu a’lam. Sekian dan semoga bermanfaat ^^

Posting Komentar

0 Komentar