Mental Health, Pentingnya belajar memahami perilaku anak sejak dini

 


Artikel ini akan membahas secuil opini penulis tentang kesehatan mental yang mungkin akhir-akhir ini marak dibahas di media sosial, khususnya twitter. Sudut pandang yang diangkat dalam tulisan ini bukan dari seorang psikolog terkenal, pakar mental yang handal, atau bahkan seorang pengamat mental yang brilian. Melainkan, ditulis dari sudut pandang orang biasa yang pernah merasakan sedikit guncangan mental akibat kejadian di masa lalu yang membuat penulis sedikit banyak tahu tentang kesehatan mental. 



Tulisan ini bersifat opini, maka bila ada banyak kekurangan yang ditemukan di dalamnya, kami mohon kritik dan saran dari pembaca sekalian untuk membangun tulisan yanng lebih baik lagi di masa mendatang. Baik, kita mulai. Pastikan membaca sampai tuntas, karena idealnya, setelah membaca ocehan ini, teman-teman sekalian akan mendapat paradigma baru yang bisa jadi bermanfaat ke depannya. Simak baik-baik, ya, Sobat!



Menurut definisi umum atau yang biasa kita dengar, kesehatan mental merupakan kondisi kejiwaan seseorang yang tentunya dapat dipengaruhi banyak hal dan banyak faktor, hingga kemudian dapat merubah banyak aspek dalam kehidupan orang itu. Sama halnya seperti kondisi fisik atau kondisi tubuh kita yang perlu dijaga agar tetap sehat, kondisi mental atau kejiwaan seseorang juga musti mendapat atensi yang sama atau bahkan lebih.

 


Kondisi kejiwaan yang sehat dan stabil tentunya akan berpengaruh besar terhadap kesehatan tubuh. Karena tanpa kita sadari, penyakit-penyakit yang timbul dan menyerang tubuh kita justru kebanyakan datang dari diri kita sendiri. Dari sugesti dan ketidak-sehatan mental yang nantinya akan mempengaruhi kualitas hidup. Jiwa dan hati yang sehat akan membuat tubuh kita kuat dan sehat pula. Mengapa demikian?



Tubuh kita memiliki banyak ikatan yang saling terhubung, saling berkesinambungan satu dengan yang lainnya. Maka tidak ayal, jika pikiran kita sakit, tubuh kita juga akan menangkap sensor yang sama dan akhirnya ikut sakit. Pikiran kita berandil lebih banyak untuk membuat tubuh kita tetap sehat. Pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh kita akan sama besarnya dengan obat-obatan yanng membantu kita sembuh. Nah, jika sudah paham terkait definisi awal kesehatan mental, maka mari kita berselancar lebih jauh dan lebih spesifik tentang kesehatan mental itu sendiri. 



Jika kita tidak bisa menjaga stabilitas mental kita sendiri agar tetap sehat, maka bersiaplah untuk menerima ancaman dari berbagai jenis penyakit mental yang akan segera menyerang. Gangguan mental yang paling umum atau paling banyak diketahui adalah Depresi, gangguan kecemasan, Bipolar dan stress. Hal-hal itu tidak bisa dideteksi dengan mudah seperti mendeteksi flu atau batuk. Gangguan mental tersebut baru bisa dirasakan setelah levelnya meningkat atau setelah benar-benar mengganggu. Sakit yang kita rasakan juga akan lebih kompleks dibanding rasa sakit yang kita terima dari mengidap suatu penyakit fisik. Jika demikian, mengapa banyak orang masih menganggap remeh gangguan tersebut?



Gangguan mental timbul karena banyak faktor, dan seluruhnya datang dari pengalaman masa lalu. Bukankah jika kita sederhanakan, berarti kecambah itu muncul saat usia kita masih dini? Saat kita masih kanak-kanak? Lalu levelnya meningkat dan terus meningkat hingga kita dewasa. Bukankah demikian? Meski tidak sepenuhnya benar, namun teori ini memang banyak digunakan oleh para pakar mental. Dan kenyataannya memang demikian. 



Hal paling mendasar yang memicu timbulnya gangguan pada mental seseorang adalah keluarga. Itulah mengapa, anak-anak dengan latar belakang keluarga yang tidak harmonis kebanyakan mengidap gangguan-gangguan tadi. Seperti halnya, anak yang sering melihat aktivitas kekerasan dalam keluarganya akan tumbuh menjadi anak yang nakal, atau mungkin anak yang bermasalah. Hal ini wajar, karena pengalaman yang ia dapat saat kecil bukan pengalaman yang menyenangkan. 



Kenakalan bukan murni bisa kita anggap sebagai kejahatan, ada unsur gangguan mental di dalamnya. Maka, jika pembaca sekalian memiliki anak yang nakal, coba tanyakan pada diri anda sendiri, pengalaman apakah yang pernah ia dapatkan semasa kecil. Apakah anda pernah melakukan kekerasan padanya? Atau mungkin ia bermain dengan anak-anak nakal yang berasal dari keluarga yang berlatar tidak sehat? Sayangnya, banyak orang tua yang tidak terlalu mengerti dengan kondisi mental semacam itu. Mereka menganggap kenakalan merupakan hal yang wajar, kurangnya atensi inilah juga yang memicu lebih banyak gangguan untuk timbul. 



Jika kalian calon ibu dan ayah di masa depan, maka artikel ini akan cukup membantu sobat sekalian untuk mendidik generasi penerus kita dengan lebih baik lagi. Kita tidak perlu membicarakan orang tua kita yang tidak tahu menahu tentang Mental Health, kita tidak perlu menyalahkan mereka kenapa mereka acuh sekali pada kita, mengapa mereka tidak peduli tentang kondisi kejiwaan kita. Kita tidak perlu sumpah serapah tentang hal itu. Kita hanya perlu berpikir maju, "Jika orang tua kita tidak tahu-menahu soal itu, maka kita tidak boleh ikut tidak tahu juga, 'kan?" Pikirkan generasi setelah kita, anak-anak kita kelak. Merekalah fokus utama kita, maka biarkan generasi masa lalu tidak tahu tentang itu, biarkan kami saja yang membuat revolusi baru. 



Karena dengan mental yang sehatlah, kita bisa tetap produktif dan membangun banyak hal dengan lebih baik lagi. Kondisi kejiwaan yang stabil akan membuat kita menikmati hidup, membuat kita lebih nyaman menjalani kehidupan kita saat ini. Bersyukurlah jika kalian berasal dari keluarga yang baik-baik saja, harmonis dan no toxic. Karena perlu kalian ketahui, hidup bersama orang-orang yang tidak mengerti tentang keadaan kita, tidak peduli dan acuh adalah neraka paling menyengsarakan. Maka mulai sekarang, ubah pola pikir kita dua langkah lebih maju, kita calon pembentuk generasi mendatang. Jika bukan kita yang membangun peradaban anak-anak kita, maka siapa lagi. Let's try to do the best!



Sekian dari kami, jika banyak kekurangan kami mohon kritik dan saran dari pembaca sekalian. Semangat puasanya bagi kalian yang menunaikan! Semoga kita tetap menjadi generasi yang brilian! Sampai jumpa dan terima kasih ^^

Posting Komentar

0 Komentar